Change Management atau Manajemen perubahan merupakan proses sistematis dalam menerapkan pengetahuan, alat, dan sumber daya yang dibutuhkan untuk mempengaruhi perubahan pada orang-orang yang akan terkena dampak proses tersebut. Pada prakteknya manajemen perubahan ini merujuk pada suatu proses penerapan yang sistematis pengetahuan, alat dan sumber daya yang dibutuhkan untuk mempengaruhi perubahan pada orang-orang yang akan terkena dampaknya oleh proses. Sumber lain menyebutkan manajemen perubahan adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seorang pemimpin atau manajer dalam menyusun rencana, koordinasi, pengarahan, pengendalian/ pengawasan untuk mencapai tujuan atau sasaran yang dapat dicapai suatu organisasi atau lembaga menjadi lebih baik dari kemarin untuk mencapai tujuan. Sementara Culture atau Budaya Perusahaan mencakup kualitas yang membedakan mereka dari perusahaan lain. Bagaimana karyawan berfungsi di tempat kerja dan bagaimana publik memandang perusahaan adalah dua komponen kunci dari budaya perusahaan. Jika anda sedang mencari pekerjaan baru, penting untuk menemukan tempat kerja yang sesuai dengan nilai-nilai yang anda miliki agar anda lebih merasa produktif dan puas dengan pekerjaan yang anda jalani
Dari penjelasan di atas bahwa Manajemen Perubahan merupakan strategi yang harus dilakukan yang dilakukan oleh seorang manajer dalam organisasinya untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam organisasi yang dipimpinnya mempertahankan eksistensi yang telah dicapai sehingga proses pengelolaan yang meliputi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), Leading (kepemimpinan dan pergerakan), serta Pengendalian (monitoring dan evaluasi), dapat berjalan secara efektif dan efisien serta dapat menimbulkan kemajuan sesuai dengan perkembangan zaman.
Organisasi dengan kinerja terbaik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut anggota tim terlibat dan membantu perusahaan berkembang, selaras dengan tujuan perusahaan, memberdayakan dan melibatkan karyawan. Keterlibatan dari manajer, eksekutif, dan karyawan untuk berkomitmen dan merasakan kepemilikan yang kuat terhadap nilai-nilai organisasi dalam menghadapi tantangan perubahan lingkungan di masa akan datang merupakan budaya organisasi yang akan dirasakan oleh anggota tim. Berdasarkan hal di atas terdapat beberapa factor yang mempengaruhi terbentuknya culture atau budaya organisasi:
- Keberhasilan atau kegagalan perubahan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh pimpinan, dengan menggunakan budaya organisasi sebagai salah satu sarana mengelola manajemen perubahan dalam menetukan arah perubahan.
- Budaya organisasi terbentuk dari berbagai lintas budaya yang dianut seluruh anggota organisasi, dimana pemimpin transformasional bertanggung jawab dalam menetukan arah budaya organisasi tersebut.
Apa yang dimaksud pemimpin transformasional?
Bicara mengenai leadership atau kepemimpinan akan terdapat banyak sekali jenis kepemimpinan dalam suatu organisasi. Namun dari beberapa sumber disebutkan bahwa terdapat satu jenis kepemimpinan yang berkaitan erat dengan Change Management dalam membentuk culture organisasi, yaitu tipe pemimpin transformasional. Kepemimpinan merupakan aspek yang sangat urgen dalam menentukan keberhasilan suatu organisasi, hal ini karena kepemimpinan menyangkut perilaku seorang pemimpin dalam rangka memengaruhi para pegawai atau karyawannya, sehingga para pegawai mau bekerja sama dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi.
Sudarwan Danim (2009: 59 ) menjelaskan kepemimpinan transformasional berasal dari kata “to transform” yang berarti mentransformasikan atau mengubah sesuatu menjadi bentuk yang berbeda. Misalnya mentransformasi visi menjadi realita, potensi menjadi aktual, laten menjadi manifes dan sebagainya. Seorang pemimpin transformasional harus mampu mentransformasikan secara optimal sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna sesuai dengan target yang telah ditentukan. Sumber daya dimaksud berupa Sumber daya manusia, Fasilitas, dana, dan faktor eksternal organisasi
Karakteristik pemimpin transformasional
- Idealized influence (or charismatic influence) mempunyai makna bahwa seorang pemimpin transformasional harus kharisma yang mampu “menyihir” bawahan untuk bereaksi mengikuti pimppinan. Dalam bentuk konkrit, kharisma ini ditunjukan melalui perilaku pemahaman terhadap visi dan misi organisasi, mempunyai pendirian yang kukuh, komitmen dan konsisten terhadap setiap keputusan yang telah diambil, dan menghargai bawahan. Dengan kata lain, pemimpin transformasional menjadi role model yang dikagumi, dihargai, dan diikuti oleh bawahannya.
- Inspirational motivation berarti karakter seorang pemimpin yang mampu menerapkan standar yang tinngi akan tetapi sekaligus mampu mendorong bawahan untuk mencapai standar tersebut. Karakter seperti ini mampu membangkitkan optimisme dan antusiasme yang tinggi dari pawa bawahan. Dengan kata lain, pemimpin transformasional senantiasa memberikan inspirasi dan memotivasi bawahannya.
- Intellectual stimulation karakter seorang pemimpin transformasional yang mampu mendorong bawahannya untuk menyelesaikan permasalahan dengan cermat dan rasional. Selain itu, karakter ini mendorong para bawahan untuk menemukan cara baru yang lbih efektif dalam menyelesaikan masalah. Dengan kata lain, pemimpin transformasional mampu mendorong (menstimulasi) bawahan untuk selalu kreatif dan inovatif
- Individualized consideration berarti karakter seorang pemimpin yang mampu memahami perbedaan individual para bawahannya. Dalam hal ini, pemimpin transformasional mau dan mampu untuk mendengar aspirasi, mendidik, dan melatih bawahan. Selain itu, seorang pemimpin transformasional mampu melihat potensi prestasi dan kebutuhan berkembang para bawahan serta memfasilitasinya. Dengan kata lain, pemimpin transformasional mampu memahami dan menghargai bawahan berdasarkan kebutuhan bawahan dan memperhatikan keinginan berprestas dan berkembang para bawahan.
Budaya berkembang seiring pertumbuhan bisnis. Masuknya eksekutif baru atau pemimpin baru berkontribusi pada perubahan budaya perusahaan. Mereka mungkin membawa perspektif yang berbeda dari yang dibawa oleh pendiri. Budaya beragam antar perusahaan. Beberapa dari mereka lebih birokratis, sementara yang lain lebih fleksibel. Beberapa perusahaan mungkin secara terbuka menyelesaikan konflik untuk menciptakan konsensus, sementara yang lain menyelesaikannya secara hierarkis dan diam-diam di balik pintu tertutup. Berikut artikel ini dibuat, tertarik untuk mengapliaksikan change management atau membentuk culture organisasi? Kunjungan kami melalui link berikut