fbpx

Kenali 9 tanda “Toxic Work Culture” Ancaman Perusahaan efek Budaya Kerja yang Tidak Sehat

Budaya perusahaan bisa menjadi kekuatan terbesar atau, ketika terjadi masalah, menjadi kelemahan terburuk. Budaya ini mencakup etos keseluruhan di tempat kerja, nilai-nilai, inisiatif, dan sikap yang berlaku di seluruh bisnis. Biasanya, budaya perusahaan berasal dari atas; dari manajer dan eksekutif yang menetapkan nada untuk semua orang di bawah mereka.

Budaya tempat kerja menjadi beracun atau Toxic ketika lingkungan perusahaan didominasi oleh praktik, kebijakan, dan gaya manajemen yang mendorong kebiasaan tidak sehat dan memperburuk konflik di antara anggota tim. Ini sering terwujud dalam kebijakan atau praktik kaku dan usang yang mengutamakan kepentingan perusahaan daripada kesejahteraan atau kepuasan karyawan, seperti keharusan bekerja dalam jumlah jam yang melelahkan, keharusan hadir di kantor fisik tanpa ruang untuk kompromi, dan menawarkan tunjangan dan manfaat yang mudah bagi keuangan perusahaan tetapi sedikit memenuhi kebutuhan karyawan.

Budaya kerja yang sehat sangat penting untuk kesejahteraan dan produktivitas karyawan. Sayangnya, tidak semua tempat kerja mengutamakan lingkungan kerja yang positif dan mendukung. Budaya kerja yang tidak sehat secara mental dapat berdampak signifikan pada kesehatan mental karyawan, kepuasan kerja, dan kinerja secara keseluruhan

Berikut adalah sembilan tanda dari budaya kerja yang tidak sehat secara mental:

  1. Kurangnya komunikasi dan transparansi:

Ketika manajemen gagal berkomunikasi secara terbuka dan jujur, sehingga menciptakan suasana ketidakpercayaan dan ketidakpastian. Karyawan perlu merasa diberitahu dan dilibatkan untuk merasa dihargai.

  1. Minim Pengakuan atau Apresiasi

Budaya yang tidak mengakui dan menghargai kontribusi karyawan dapat menyebabkan perasaan tidak dihargai dan tidak dihormati.

  1. Tingkat turnover yang tinggi

Ketika karyawan meninggalkan perusahaan dengan jumlah yang tinggi, hal ini bisa menjadi sinyal adanya budaya kerja yang tidak sehat. Pergantian karyawan yang tinggi dapat menyebabkan ketidakstabilan, rendahnya moral, dan hilangnya produktivitas.

  1. Negativitas dan kritik yang konstan

Lingkungan yang berfokus pada penilaian dan kritik negatif dapat menyebabkan rendahnya harga diri dan kecemasan.

  1. Budaya menyalahkan

Terjadi ketika karyawan takut membuat kesalahan, mereka menjadi enggan mengambil risiko dan mungkin melewatkan peluang untuk inovasi dan pertumbuhan.

  1. Tidak ada keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi

Budaya kerja yang tidak sehat mungkin mencegah atau bahkan melarang mengambil istirahat, cuti, atau hari pribadi. Ketika kerja menjadi satu-satunya prioritas, itu dapat menyebabkan kelelahan dan keletihan.

  1. Mikromanajemen

Ketika manajemen tidak mempercayai karyawannya untuk melakukan pekerjaan mereka, itu dapat menciptakan lingkungan kerja yang stres.

  1. Diskriminasi dan pelecehan

Perilaku diskriminatif, termasuk seksisme, rasisme, homofobia, atau transfobia, dapat menyebabkan perasaan isolasi, depresi, dan kecemasan.

  1. Target yang tidak realistis

Ketika manajemen menetapkan tujuan atau tenggat waktu yang tidak dapat dicapai, itu dapat menciptakan lingkungan kerja yang stres dan tidak produktif. Ekspektasi yang tinggi, jika tidak disertai dengan sumber daya atau dukungan yang memadai, dapat menyebabkan kecemasan dan kelelahan.

Leave a Comment