Dilansir dari Professional & Excecutive Development Harvard Division Of Continuing Education, Perusahaan yang sukses dengan produk dan layanan yang banyak diminati berbanding lurus dengan keberhasilan mereka tentang membina budaya yang menginspirasi inovasi, dedikasi, dan antusiasme di antara karyawan. Sebaliknya perusahaan yang mengalami penurunan besar atau gagal beradaptasi dengan pasar yang berubah, seringkali dapat mengaitkan penurunan tersebut dengan budaya perusahaan yang sama sekali tidak memotivasi.
Jadi, bagaimana cara menciptakan budaya perusahaan yang membuat bakat berdatangan ke HR dan pelanggan berdatangan ke toko-toko?. Menurut Lorne Rubis, Chief culture and transformation officer at NorQuest College and instructor at Harvard DCE Professional & Executive Development, Jawabannya tidak terletak pada gaji yang selangit, ruang fisik yang mewah, dan fasilitas mewah seperti makan siang yang disediakan dan ruang permainan, namun pada pemimpin yang sukses yang fokus pada menciptakan budaya yang mendorong orang-orang dalam organisasi untuk percaya pada misi organisasi.
1. Bangunlah Nilai-nilai Perusahaan Anda
Secara umum, orang ingin percaya bahwa mereka adalah bagian dari sesuatu yang berarti, bahwa mereka berkontribusi terhadap tujuan bersama. Oleh karena itu, budaya perusahaan harus berakar kuat pada tujuan dan nilai inti perusahaan Anda. Budaya Anda harus menawarkan pengalaman yang mereka ingin ikuti. Anda akan tahu telah menciptakan budaya perusahaan yang positif ketika orang berkata, Saya sangat ingin menjadi bagian dari institusi ini. Pernyataan nilai ini harus mewakili visi Anda tentang apa yang Anda yakini harus diwakili oleh perusahaan Anda.
2. Ciptakan Ciri Khas Nilai yang Asli atau “Autentik”
Prosesnya harus asli, tujuan dan nilai-nilai Anda hanya akan menciptakan landasan yang kokoh bagi perubahan budaya jika Anda benar-benar mempercayainya. Untuk menciptakan perubahan budaya yang nyata, tim kepemimpinan Anda harus siap mengkomunikasikan nilai-nilai tersebut ke seluruh organisasi, dan bertindak berdasarkan nilai-nilai itu sendiri.
3. Jangan ragu menerima dan mendengarkan masukan dari Tim
Cara ini efektif untuk mengkonfirmasi apakah budaya perusahan dapat memotivasi karyawan atau perlu dilakukan perubahan. Anda dapat melakukan survei untuk mengukur Tingkat motivasi dan kepuasan karyawan sebagai data kualitatif. Sementara pengukuran kuantitatif untuk Tingkat keberhasilan budaya organisasi dapat diukur dari: tingkat pergantian karyawan yang rendah, retensi yang tinggi, kemudahan merekrut talenta berkualitas, produktivitas tinggi, dan keterlibatan pelanggan yang tinggi juga dapat menjadi indikator utama bahwa budaya Anda menguntungkan Anda.Selain itu diskusi dengan beberapa kelompok kerja atau departemen maupun divisi juga perlu dilakukan sebagai bentuk komunikasi yang efektif untuk memantau perkembangan tim secara keseluruhan
4. Membangun Kesehatan Psikologi
Pemimpin jangan sampai anti kritik, komunikasi yang dilakukan juga harus bisa mendengarkan berbagai masukan, jangan membuat budaya kerja dimana karyawan Anda merasa tidak aman untuk mengungkapkan kekhawatiran, melaporkan masalah, bersikap proaktif atau kreatif, mendorong inovasi, atau mengambil risiko.
Membangun kesehatan psikologis memerlukan pembangunan kembali kepercayaan dan memastikan bahwa tindakan Anda sejalan dengan nilai-nilai perusahaan. Yang terpenting, Anda mungkin perlu menyadari bahwa perkataan dan tindakan Anda mungkin menjadi bagian dari masalah.
5. Menerima dan Belajar dari Kesalahan
Kesalahan adalah sarana nyata untuk belajar dan memungkinkan tim Anda bereksperimen dan berinovasi. Cara tim kepemimpinan Anda menangani kesalahan akan memperkuat atau melemahkan budaya Anda. Tempat yang baik untuk memulai adalah mengakui secara terbuka bahwa kesalahan akan terjadi. Para eksekutif harus bisa mengakui bahwa mereka pun bisa melakukan kesalahan. Ketika terjadi kesalahan, periksalah kesalahan tersebut dalam konteks tujuan dan nilai inti Anda. Meninjau bagaimana kesalahan tertentu terjadi dalam konteks tersebut akan memungkinkan Anda mengambil pelajaran yang tepat.
Hanya dengan cara ini Anda dapat benar-benar mendorong budaya pengambilan risiko, kreativitas, dan inovasi yang dapat diterima.
6. Perhatikan Trend yang sedang berjalan
Perusahaan tidak pernah statis, begitu pula proses menciptakan budaya yang berubah seiring perubahan zaman. Bagian dari proses berulang harus mencakup seringnya meninjau kembali dan merevisi sistem nilai Anda. Jika Anda menciptakan momentum ke arah yang positif, survei keterlibatan, indikator kepercayaan, jumlah retensi dan perekrutan, misalnya, akan mengkonfirmasi hal tersebut. Meskipun kemungkinan akan ada awal yang salah dan salah langkah, kuncinya adalah mencari tren yang akan Anda tuju dan terus melakukan perbaikan secara berkelanjutan atau continuous improvement.